Bismillah

Foto saya
"wahai orang-orang beriman! bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akherat), dan bertaqwalah kepada Allah. sungguh, Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.."

:::::::

Photobucket

6 Okt 2010

"Bertahan"





Bismillah…


Dari ibuku aku belajar arti kesetiaan..
Ketika kita telah memilih seseorang untuk menjadi tempat berlabuhnya hati kita nanti, maka jagalah ia agar tetap tersenyum, sekalipun ia terus menyakiti.. karna pada hakikatnya cinta adalah memberi.

Dari Sahabat aku belajar tentang memahami, bahwa tak semua orang mengerti keadaan kita disetiap waktu, tidak selalu mengerti perasaan kita meski ia adalah sahabat karibmu sendiri  dan hanya Allah lah satu2 nya hal yang tak pernah pergi menjauh dari kita dalam keadaan apapun meskipun kita dalam keadaan yang paling buruk sekalipun.. Allah tetap menjaga kita dg rahmat dan kasih sayangNya.

Dari seseorang aku belajar tentang kesabaran terhadap sebuah keinginan, bahwa sebesar apapun usaha kita terhadap keinginan itu, tetaplah semuanya membutuhkan proses dan pembelajaran. Yang semuanya tidak tergantung dengan waktu.

Dan dari kehidupan aku belajar satu hal…….
Bahwa mimpi dan kenyataan adalah sebuah daya tarik terhadap seberapa kuat keyakinan kita terhadap sesuatu.

Dari kehidupan aku belajar mengerti bahwa hakikatnya hidup adalah untuk bertahan.
Bukan karna telah kalah, tapi bertahan untuk membuat kehidupan itu lebih baik sebelum di kehidupan yang sebenarnya. Karna jatuh dan terpuruk dalam sebuah kehidupan adalah pembelajaran untuk membentuk pribadi kita menjadi kuat.

Dengan tetap Melihat bahwa Allah masih memberi kita kesempatan untuk memilih.. “bangkit dari keterpurukan atau menyerah”.
Dengan tetap mendengar seruan orang2 yang menyeru pada kebaikan..
Dan dengan tetap merasakan bahwa kita masih punya cinta yang harus kita jaga..
Karna kuat bukan berarti tidak pernah menangis sama sekali, tapi kuat adalah bisa memahami,mengerti, mendengar,melihat dan merasakan apa sebenarnya yang telah terjadi, kemudian melangkah untuk mulai memperbaiki kembali.. melihat kesempatan sebagai peluang karna waktu tak pernah akan kembali terulang. sekali lagi karna kita telah memilih bertahan untuk mengubah sebuah kehidupan menjadi lebih baik.

KITA BERTANYA : KENAPA AKU DIUJI?

AL-QURAN MENJAWAB "Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."
Surah Al-Ankabut ayat 2-3.


(Ruang inspirasiku, 07 Oct 2010 menanti fajar... kadang untuk melakukan sebuah kebaikan dan berubah untuk menjadi lebih baik harus dipaksakan walau awalnya kita akan merasakan sakit, tapi yakin Allah akan menggantinya dengan sebuah ketenangan dalam hati.. semoga..)

Berharap bahwa aku tak punya keinginan lagi, selain keinginanMu

Karena sgalanya hanya dari MU untukMU dan kembali pada MU..




Tuhanku, aku adalah hamba yang faqir (butuh) kepada-Mu. Jika aku faqir dalam kekayaanku, bagaimanakah aku faqir dan kefaqiranku ? Karena kefaqiran itulah, di sepertiga malam terakhir ini aku bersimpuh di pintu-Mu, untuk berdoa kepada-Mu..


Ya Allah, seorang shalih memberikan wejangan bahwa salah satu adab doa adalah dengan mendahuluinya dengan puji-pujian dan syukur kepada-Mu. Tapi Tuhanku, bagaimanakah aku bersyukur kepada-Mu, sedangkan tak ada syukurku yang cukup layak untuk dipanjatkan kepada-Mu. Hinanya syukurku tak sebanding dengan kemuliaan Dzat-Mu.

Tuhanku, bagaimanakah aku memuji limpahan rahmat-Mu dengan pantas, sedangkan limpahan rahmat-Mu padaku tak mampu kuhitung. Sungguh hanya Engkau saja yang pantas memuji-Mu.

Tuhanku, ridha-Mu sama sekali tidak bergantung pada sebab dari-Mu, lalu bagaimana mungkin ridha-Mu bergantung pada sebab dariku ? Engkau maha cukup dengan zat-Mu hingga tak membutuhkan manfaat dari-Mu. Maka, bagaimanakah mungkin engkau membutuhkan sesuatu dariku ? Engkau sama sekali tidak membutuhkan syukurku.

Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk bersyukur kepada-Mu. Biarlah aku bersyukur kepada-Mu tanpa suara. Sehingga hanya Engkau yang mengetahui syukurku pada-Mu.

Ya Allah, seorang shalih lain memberikan wejangan bahwa salah satu adab doa adalah dengan mendahuluinya dengan berzikir (mengingat) kepada-Mu.

Tapi Ya Allah……
Tuhanku, bagaimanakah aku mengingat-Mu, sedangkan Engkau telah mengingatku sebelum aku mengingat-Mu. (dengan memberi ilham agar aku mengingat dan berdzikir kepada-Mu)
Tuhanku, bagaimanakah aku menganggap-Mu ghaib sehingga melalaikan-Mu, sementara Engkaulah pengawas yang Maha Hadir.
Tuhanku, bagaimanakah aku tidak melihat dan mengingat Engkau karena hijab, sementara Engkaulah yang Maha Tampak pada segala sesuatu.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk mengingat-Mu. Maka biarlahkanlah aku mengingat-Mu dengan cara yang hanya Engkau yang mengetahui.

Seorang shaleh mengatakan bahwa aku boleh meminta hajatku kepada Tuhanku.
Tapi Ya Allah……
Tuhanku, bagaimanakah aku meminta, sedangkan Engkau telah memberi sebelum ku minta.
Tuhanku, bagaimanakah aku meminta kepada-Mu, sedangkan hak-Mu lah memberi kepadaku.
Tuhanku, bagaimana mungkin Kau biarkan aku mengurus rezeki diriku sendiri, sementara Engkau lah yang menjamin rezekiku.
Tuhanku, bagaimana mungkin aku memutuskan harapan akan pengabulan hajatku pada-Mu, sementara harapan itu telah sampai dan kembali pada-Mu, bahkan sebelum aku mengucapkannya.
Tuhanku, bagaimana mungkin aku berharap kepada selain-Mu, sementara Engkau tidak pernah berhenti melimpahkan kebaikan kepadaku.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk meminta hajat. Maka biarlahkanlah aku meminta hajat kepada-Mu dengan cara yang hanya Engkau dan malaikat-Mu yang mengetahui.

Seorang shaleh mengatakan bahwa aku boleh mengadukan masalah atau berkeluh kesah apapun kepada Tuhanku.
Tapi Ya Allah……
Tuhanku, bagaimana mungkin aku mengadukan nasib dan keadaanku  kepada-Mu, sedangkan Engkau lebih mengetahuinya keadanku, dari pada aku sendiri.
Tuhanku, bagaimana mungkin aku mengadukan kezaliman yang dilakukan orang-orang padaku, sementara Engkau-lah penolongku. Kau izinkan kezaliman itu terjadi sebagai bakal pahala atas kesabaranku menanggungnya, dan kau jadikan kezaliman itu sebagai bakal siksa atas orang-orang yang melakukan kedzaliman terhadapku.
Tuhanku, bagaimana kah kemalanganku tidak menjadi baik, sementara ia berasal dari-Mu dan akan kembali kepada-Mu
Tuhanku, bagaimanakah aku dapat kecewa, sedangkan Engkau-lah yang mengasihiku,  memperlakukanku, dan menjadi harapanku.
Tuhanku, bagaimanakah aku akan menjadi hina, sementara kemulian-Mu yang menjadi sandaranku.
Tuhanku,  bagaimanakah keadaanku tidak menjadi baik, sementara keadaanku berasal dari-Mu, dan akan kembali kepada-Mu.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk mengadu. Maka biarlahkanlah aku mengadu kepada-Mu dengan cara yang hanya Engkau dan nabi-Mu yang mengetahui.

Seorang shaleh lain mengatakan bahwa aku seyogianya meminta ampun kepada Tuhanku atas dosa-dosaku.
Tuhanku, harapanku kepada-Mu tidak akan pernah putus meskipun aku berbuat maksiat kepada-Mu. Dan kecemasanku tidak akan pernah sirna meskipun aku melakukan ketaatan kepada-Mu.
Tuhanku, ketika dosa-dosa membuatku bisu, kemurahan-Mu membuatku kembali berbicara. Setiapkali peringai burukku membuatku putus-asa, karunia-Mu kembali membuatku berharap.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk bertaubat. Maka biarlahkanlah aku bertaubat kepada-Mu dengan cara yang hanya Engkau dan rasul-Mu yang mengetahui.
Seorang shaleh lain mengatakan bahwa aku seyogianya meminta kepada Tuhanku agar berhasil usahaku dan amalku.
Tuhanku, bagaimana aku akan bertekad sementara Engkau yang menentukan. Tapi, bagaimana aku tidak bertekad, sementara Engkau yang memberi perintah.
Tuhanku, betapa harapan kepada amalku telah Kau tetapkan  dengan keadilan-Mu. Namun, karunia-Mu itu membebaskanku darinya (harapan kepada amal).
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk meminta. Maka biarlahkanlah aku meminta kepada-Mu dengan cara yang hanya Engkau yang mengetahui.

Seorang shaleh lain mengatakan bahwa aku seyogianya meminta kepada Tuhanku agar diberikan pahala yang besar atas amal sedekahku.
Tuhanku, bagaimanakah aku akan bersedekah, sementara rezekiku darimu (Engkau maha pemberi). Kau pinjam pemberian rezeki-Mu padaku tadi (berupa sedekah) untuk Kau bayar berlipat ganda.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk berharap. Maka biarlahkanlah aku berharap kepada-Mu tanpa kata-kata, dengan cara yang hanya Engkau yang mengetahui.

Ya Allah, keputusanmu pasti berlaku dan tak mungkin tertolak. Semua itu membuat setiap lidah yang pandai bicara menjadi kelu dan bisu. Berharap bahwa aku tak punya keinginan lagi, selain keinginanMu. Karena, Tuhanku, adakah yang tersisa dari orang yang kehilangan-Mu, dan, adakah yang tersisa dari orang yang menemukan-Mu.

dari sebuah artikel seorang ukhti...