Bismillah

Foto saya
"wahai orang-orang beriman! bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akherat), dan bertaqwalah kepada Allah. sungguh, Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.."

:::::::

Photobucket

19 Mei 2010

Renungan malam:"Muhasabahku

Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri Rahimahullah berkata:

Sesungguhnya seorang mukmin adalah penanggung jawab atas dirinya karenanya hendaknya ia senantiasa mengintrospeksi diri karena Alloh subhanahu wa ta’ala semata. Adalah hisab, perhitungan amal di yaumil qiyamah nanti akan terasa lebih ringan bagi suatu kaum yang terbiasa mengintrospeksi diri mereka selama masih di dunia dan sungguh hisab tersebut akan menjadi perkara yang sangat memberatkan bagi kaum yang menjadikan masalah ini sebagai sesuatu yang tidak diperhitungkan.

Sesungguhnya seorang mukmin apabila dikejutkan oleh sesuatu yang dikaguminya maka ia pun berbisik: Demi Alloh sesungguhnya aku benar-benar sangat menginginkanmu dan sungguh kamulah yang sangat aku butuhkan, akan tetapi demi Alloh tiada alasan syar’i yang dapat menyampaikanku kepadamu maka menjauhlah dariku sejauh-jauhnya ada yang menghalangi antara aku denganmu. Dan jika tanpa sengaja ia melakukan sesuatu yang melampaui batas, segera ia kembalikan kepada dirinya sendiri sembari berucap: apa yang aku maukan dengan ini semua? ada apa denganku dan dengan ini? Demi Alloh tidak ada udzur bagiku untuk melakukannya, dan demi Alloh aku tidak akan mengulangi lagi selama-lamanya, insya’ Alloh.

Seseungguhnya seorang mukmin adalah yang berpegang kepada Alqur’an dan memaksa amalan-amalannya agar sesuai dengan Alqur’an serta berpaling dari hal-hal yang dapat membinasakan diri mereka.

Sesungguhnya seorang mukmin didunia ini bagaikan tawanan yang selalu berusaha utnuk terlepas dari perbudakan. Dia tidak pernah merasa aman dari sesuatupun hingga dia melihat Alloh karena dia mengetahui bahwa dirinya akan dimintai pertanggung jawabana atas semua itu.

Seorang hamba akan senantiasa dalam kebaikan selama ia memiliki penasihat dari dalam dirinya sendiri dan mengintrospeksi diri merupakan perkara yang paling diutamakan.

(Dikutip dari Mawa’izh Lil Imam Al-Hasan Al-Bashri hal. 39, 40, dan 41 )