Bismillah

Foto saya
"wahai orang-orang beriman! bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akherat), dan bertaqwalah kepada Allah. sungguh, Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.."

:::::::

Photobucket

22 Mei 2010

Untuk Renungan Bersama.

Kita selalu Bertanya... tapi Al-Quran Sudah
Menjawabnya....

KITA BERTANYA : KENAPA AKU DIUJI?

AL-QURAN MENJAWAB
"Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan
saja mengatakan; "Kami telah beriman," sedangkan
mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah
menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar
dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang
dusta."

Surah Al-Ankabut ayat 2-3

KITA BERTANYA : KENAPA AKU TIDAK DAPAT APA YANG AKU
IDAM-IDAMKAN?

AL-QURAN MENJAWAB
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu,
padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang
kamu tidak mengetahui."

Surah Al-Baqarah ayat 216

KITA BERTANYA : KENAPA UJIAN SEBERAT INI?

AL-QURAN MENJAWAB
"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai
dengan kesanggupannya."

Surah Al-Baqarah ayat 286

KITA BERTANYA : KENAPA RASA KECEWA?

AL-QURAN MENJAWAB
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula
kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang
paling tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yang
beriman."

Surah Al-Imran ayat 139

KITA BERTANYA : BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?

AL-QURAN MENJAWAB
"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu
(menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan
perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah
kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di
medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan
pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta
bertaqwalah kamu kepada Allah, supaya kamu berjaya
(mencapai kemenangan)."

KITA BERTANYA : BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?

AL-QURAN MENJAWAB
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan
sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya
sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada
orang-orang yang khusyuk"

Surah Al-Baqarah ayat 45

KITA BERTANYA : APA YANG AKU DAPAT DARIPADA SEMUA INI?

AL-QURAN MENJAWAB
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang
mukmin, diri, harta mereka dengan memberikan syurga
untuk mereka...... "

Surah At-Taubah ayat 111

KITA SELALU BERTANYA : KEPADA SIAPA AKU BOLEH
BERHARAP?

AL-QURAN MENJAWAB
"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain
dariNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal."

Surah At-Taubah ayat 129

KITA BERKATA : AKU TIDAK TAHAN!!

AL-QURAN MENJAWAB
"... ..dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat
Allah melainkan kaum yang kafir."

Surah Yusuf ayat 12

19 Mei 2010

Renungan malam:"Muhasabahku

Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri Rahimahullah berkata:

Sesungguhnya seorang mukmin adalah penanggung jawab atas dirinya karenanya hendaknya ia senantiasa mengintrospeksi diri karena Alloh subhanahu wa ta’ala semata. Adalah hisab, perhitungan amal di yaumil qiyamah nanti akan terasa lebih ringan bagi suatu kaum yang terbiasa mengintrospeksi diri mereka selama masih di dunia dan sungguh hisab tersebut akan menjadi perkara yang sangat memberatkan bagi kaum yang menjadikan masalah ini sebagai sesuatu yang tidak diperhitungkan.

Sesungguhnya seorang mukmin apabila dikejutkan oleh sesuatu yang dikaguminya maka ia pun berbisik: Demi Alloh sesungguhnya aku benar-benar sangat menginginkanmu dan sungguh kamulah yang sangat aku butuhkan, akan tetapi demi Alloh tiada alasan syar’i yang dapat menyampaikanku kepadamu maka menjauhlah dariku sejauh-jauhnya ada yang menghalangi antara aku denganmu. Dan jika tanpa sengaja ia melakukan sesuatu yang melampaui batas, segera ia kembalikan kepada dirinya sendiri sembari berucap: apa yang aku maukan dengan ini semua? ada apa denganku dan dengan ini? Demi Alloh tidak ada udzur bagiku untuk melakukannya, dan demi Alloh aku tidak akan mengulangi lagi selama-lamanya, insya’ Alloh.

Seseungguhnya seorang mukmin adalah yang berpegang kepada Alqur’an dan memaksa amalan-amalannya agar sesuai dengan Alqur’an serta berpaling dari hal-hal yang dapat membinasakan diri mereka.

Sesungguhnya seorang mukmin didunia ini bagaikan tawanan yang selalu berusaha utnuk terlepas dari perbudakan. Dia tidak pernah merasa aman dari sesuatupun hingga dia melihat Alloh karena dia mengetahui bahwa dirinya akan dimintai pertanggung jawabana atas semua itu.

Seorang hamba akan senantiasa dalam kebaikan selama ia memiliki penasihat dari dalam dirinya sendiri dan mengintrospeksi diri merupakan perkara yang paling diutamakan.

(Dikutip dari Mawa’izh Lil Imam Al-Hasan Al-Bashri hal. 39, 40, dan 41 )

17 Mei 2010

HUKUM POLIGAMI

بسم الله الرحمن الرحيم

Hukum Poligami

Syaikh Abdul Aziz bin Baz –rahimahullah-

Pertanyaan: Apakah hukum asal dalam perkawinan itu poligami atau monogami?
Jawaban: Hukum asal perkawinan itu adalah poligami (menikah lebih dari satu istri) bagi lelaki yang mampu dan tidak ada kekhawatiran akan terjerumus dalam perbuatan zhalim.

Yang demikian itu dibolehkan karena mengandung banyak maslahat di dalam memelihara kesucian kehormatan, kesucian kehormatan wanita-wanita yang dinikahi itu sendiri dan berbuat ihsan kepada mereka, memperbanyak keturunan yang dengannya ummat Islam akan menjadi banyak dan makin banyak pula orang yang menyembah Allah swt semata. Dalil poligami ini adalah firman Allah swt:


وَإِنْ خِفْتُمْ أّلاَّتُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانكِحُوا مَاطَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَآءِ مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّتَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَامَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلاَّتَعُولُوا


Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (QS. an-Nisaa`:3)

Rasulullah saw pun mengawini lebih dari satu istri, dan Allah swt berfirman:


لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا اللهَ وَالْيَوْمَ اْلأَخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. al-Ahzaab:21)


Rasulullah saw pun bersabda setelah ada beberapa orang sahabat yang mengatakan: “Aku akan selalu shalat malam dan tidak akan tidur.” Yang satu lagi berkata: “Aku akan terus berpuasa dan tidak akan berbuka.” Yang satu lagi berkata: “Aku tidak akan mengawini wanita.”

Tatkala ucapan itu sampai kepada Nabi saw, beliau langsung berpidato di hadapan para sahabatnya, seraya memuji Allah swt, kemudian beliau bersabda:


أَنْتُمُ الَّذِي قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا, أَمَّا وَاللهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ بِاللهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ لَكِنِّي أَصُوْمُ وَأُفْطِرُ, وَأُصَلِّى وَأَنَامُ, وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءِ, فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي.

“Kaliankah tadi yang mengatakan “begini dan begitu?” Demi Allah, aku adalah orang yang paling takut kepada Allah swt di antara kalian dan paling bertaqwa kepada-Nya. Sekali pun begitu, aku berpuasa dan aku pun berbuka. Aku shalat malam tapi aku pun tidur, dan aku mengawini wanita. Barangsiapa yang tidak suka kepada sunnahku, maka ia bukan dari (umat)ku.”

Ini adalah ungkapan luar biasa dari Rasulullah saw mencakup satu istri dan lebih.
Majalah al-Balagh, edisi 1015, tanggal 19/3/1410 H. Fatwa Ibnu Baz.

Poligami itu sunnah

Pertanyaan: Apakah berpoligami itu sunnah di dalam Islam atau mubah?
Jawaban: Berpoligami itu sunnah bagi yang mampu, berdasarkan firman-Nya:


وَإِنْ خِفْتُمْ أّلاَّتُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانكِحُوا مَاطَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَآءِ مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّتَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَامَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلاَّتَعُولُوا

Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (QS. an-Nisaa`:3)


Dan praktek Rasulullah saw itu sendiri, di mana beliau mengawini 9 wanita dan dengan mereka Allah swt memberikan manfaat besar bagi ummat ini. Yang demikian itu (9 istri) adalah khusus bagi beliau, sedang selain beliau dibolehkan berpoligami tidak lebih dari 4 istri.

Berpoligami itu mengandung banyak maslahat yang sangat besar bagi kaum laki-laki, kaum wanita dan Ummat Islam secara keseluruhan. Sebab, dengan berpoligami dapat dicapai oleh semua pihak tunduknya pandangan (Ghadhdhul bashar), terpeliharanya kehormatan, keturunan yang banyak, lelaki dapat berbuat banyak untuk kemaslahatan dan kebaikan para istri dan melindungi mereka dari berbagai faktor penyebab keburukan dan penyimpangan.

Tetapi orang yang tidak mampu berpoligami dan takut kalau tidak dapat berlaku adil, maka hendaknya cukup kawin dengan satu istri saja, karena Allah swt berfirman:

فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّتَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً

. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, (QS. an-Nisaa`:3)


Semoga Allah swt memberi taufik kepada segenap kaum muslimin menuju sesuatu yang menjadi kemaslahatan dan keselamatan bagi mereka di dunia dan akhirat.
Majalah al-Balagh, edisi 1028. fatwa Ibnu Baz.

16 Mei 2010

Kata Mutiara Islami tentang Cinta

Kata cinta, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan wakil dari perasaan kasih, sayang, atau rindu yang sangat dalam. Namun dalam konteks atau kadar kalimat tertentu, ia bisa juga mewakili perasaan sedih.

Cinta adalah salah satu sumber kekuatan unik dalam diri manusia. Ia menjadi tenaga penggerak hati dan jiwa yang akan menghasilkan sikap, perbuatan dan perilaku. Cinta bisa seperti yang terurai dalam sebait sajak dari film laris indonesia, Ketika Cinta Bertasbih:

Cinta adalah kekuatan yg mampu
mengubah duri jadi mawar
mengubah cuka jadi anggur
mengubah sedih jadi riang
mengubah amarah jadi ramah
mengubah musibah jadi muhibah.

Namun demikian, cinta pun bisa menghasilkan perubahan yang sebaliknya: mengubah mawar menjadi duri, dan seterusnya.

Hal yang demikian bisa terjadi karena cinta bersemayam di dalam hati yang bersifat labil. Seperti sabda Rasulullah saw. hati itu bersifat gampang terbolak-balik bagaikan bulu yang terombang-ambing oleh angin yang berputar-putar. Sebagaimana amal-amal dan perilaku kita yang senantiasa bersumber dari niat dan motivasi di dalam hati, maka cinta pun bisa mewujud dengan dasar niat yang beraneka rupa. Ada cinta yang tulus, penuh kerelaan. Namun ada pula cinta yang penuh duri dan racun. Ada cinta yang merupakan buah keimanan dan ketaqwaan. Namun ada pula cinta yang berlandaskan nafsu hina.

Bagi seorang muslim dan beriman, cnta terbesar dan cinta hakiki ialah cinta kepada Allah. Bentuk cinta dapat kita wujudkan dalam berbagai rupa tanpa batas ruang dan waktu dan kepada siapa atau apa saja asalkan semuanya bersumber dari kecintaan kita kepada Allah dan karena menggapai ridha-Nya.

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (Al-Baqarah: 165)

Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (ikutilah Muhammad saw.), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. (Ali Imran: 31)

“Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. At Tirmidzi)

Kata-kata mutiara tentang cinta

Agar cinta tidak menjerumuskan kita ke dalam lubang kehinaan, ada baiknya kita mengambil hikmah dari sumber-sumber islam dan perkataan para ulama berikut ini.

Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.

Hamka

Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.

Hamka

Tanda cinta kepada Allah adalah banyak mengingat (menyebut) Nya, karena tidaklah engkau menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak mengingatnya.

Ar Rabi’ bin Anas (Jami’ al ulum wal Hikam, Ibnu Rajab)

Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar (cinta) dunia padahal kematian terus mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya.

Salman al Farisi (Az Zuhd, Imam Ahmad)

Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia maka nasehat susah untuk memasukinya.

Malik bin Dinar (Hilyatul Auliyaa’)

Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu.

Ali bin Abi Thalib

Engkau berbuat durhaka kepada Allah, padahal engkau mengaku cinta kepada-Nya? Sungguh aneh keadaan seperti ini. Andai kecintaanmu itu tulus, tentu engkau akan taat kepada-Nya. Karena sesungguhnya, orang yang mencintai itu tentu selalu taat kepada yang ia cintai.

A’idh Al-Qorni

Demikianlah beberapa kutipan dari sedikit tokoh-tokoh islam yang semoga bisa kita ambil hikmahnya. Semoga Allah memudahkan saya untuk menambah koleksi ini dan memberikan manfaat kepada pembacanya.

(DITULIS OLEH ALHABIB)

Mengapa membaca al Qur’an ketika kita tak mengerti artinya?

Ditulis oleh alhabib Pada May - 11 - 2010.

Baru saja saya membaca sebuah tulisan pada secarik kertas yang tertempel pada dinding kantor teman saya. Sebuah tulisan tua dari internet. Mungkin sebagian pengunjung sudah pernah membacanya, namun merupakan temuan baru bagi saya. Judulnya adalah: Why do we read quran, even when we do not understand even a single arabic word? Sebuah tulisan indah yang amat menyentuh hati yang saya coba terjemahkan dengan judul di atas: Mengapa membaca al Qur’an ketika kita tak mengerti artinya?

Alkisah, hiduplah seorang muslim tua bersama seorang cucunya di sebuah pegunungan di bagian timur Kentucky, Amerika. Sang kakek biasa membaca Qur’an selepas sholat shubuh setiap hari. Sang cucu berusaha meniru setiap tingkah laku kakeknya.

Suatu hari, ia bertanya: “Kek! Aku berusaha membaca Qur’an seperti dirimu tetapi aku tidak mengerti isinya. Jikapun ada sedikit yang kupahami, ia akan terlupakan setiap kali aku menutup kitab itu. Lalu, apa gunanya aku membacanya?”

Dengan perlahan sang kakek membalikkan badan dan berhenti dari memasukkan batu bara ke dalam tungku pemasak. Ia menjawab: “Ambillah keranjang ini, bawalah ke sungai di bawah sana dan bawakan untukku sekeranjang air!”

Sang cucu membawa keranjang hitam penuh jelaga batu bara tersebut ke sungai dan mengambil air. Namun air itu telah habis menetes sebelum sampai ke rumah. Sang kakek tertawa dan meminta sang cucu agar mencobanya sekali lagi: “Mungkin engkau harus lebih cepat membawa airnya kemari.”

Sang cucu berusaha berlari, namun tetap saja air itu lebih cepat keluar dari keranjang sebelum sampai ke rumah. Dengan terengah-engah ia pun mengatakan kepada sang kakek bahwa tidak mungkin mengambil air dengan keranjang. Sebagai gantinya ia akan mengambil air dengan ember.

“Aku tidak perlu satu ember air, yang kuinginkan adalah sekeranjang air!” jawab sang kakek. “Kau saja yang kurang berusaha lebih keras,” timpal sang kakek sambil menyuruhnya mengambil air sekali lagi. Sang kakek pun pergi ke luar rumah untuk melihat usaha sang cucu.

Kali ini sang cucu sangat yakin bahwa tidak mungkin membawa air menggunakan keranjang. Namun ia berusaha memperlihatkan kepada sang kakek bahwa secepat apapun ia berlari, air itu akan habis keluar dari keranjang sebelum ia sampai ke rumah. Kejadian yang sama berulang. Sang cucu sampai kepada kakeknya dengan keranjang kosong. “Lihatlah Kek! Tidak ada gunanya membawa air dengan keranjang.” katanya.

“Jadi, kau pikir tidak ada gunanya?”, sang kakek balik bertanya. “Lihatlah keranjang itu!” pinta sang kakek.

Ketika sang cucu memperhatikan keranjang itu sadarlah ia bahwa kini keranjang hitam itu telah bersih dari jelaga, baik bagian luar maupun dalamnya, dan terlihat seperti keranjang baru.

“Cucuku, demikianlah yang terjadi ketika engkau membaca al Qur’an. Engkau mungkin tidak mengerti atau tidak bisa mengingat apa yang engkau baca darinya. Namun ketika engkau membacanya, engkau akan dibersihkan dan mengalami perubahan, luar maupun dalam. Itulah kekuasaan dan nikmat Allah kepada kita!”

Asal Mula Alam Semesta - Keajaiban Ilmiah Al Qur'an - Layanan Web Islami Alhabib

Asal Mula Alam Semesta - Keajaiban Ilmiah Al Qur'an - Layanan Web Islami Alhabib

kumpulan Tausyah

:: Orang yang bahagia adalah orang yang panjang umur nya dan baik amalan nya.
orang yang beruntung adalah orang yang banyak hartanya dan banyak melakukan
kebaikan.
sedangkan orang yang berkah adalah orang yang berguna bagi manusia lain nya..

:: Sesungguh nya pertolongan itu selalu bersama kesabaran, kesenangan ada bersama
kesusahan dan kesulitan ada bersama dengan kemudahan..

:: Kematian hanya memisahkan mu Dari dunia dan penghuni nya, tapi menyia-nyiakan
waktu.
akan memisahkanmu dari Allah dan akherat..

:: wanita di ciptakan dari tulang rusuk laki-laki.bukan dari kepala untuk jadi atasan,
bukan juga dari kaki untuk di injak-injak, melainkan dari tulang rusuk yang dekat dengan
lengan untuk dilindungi dan dekat dengan hati untuk disayangi..

15 Mei 2010

Allah Pun Gembira Bila Kita Segera Bertaubat


Saudaraku, bayangkanlah jika pada masanya nanti mulut ini tidak lagi bisa memberikan kesaksian atas semua amal perbuatan kita selama hidup di dunia. Maka kita pun tidak mampu berbuat apa-apa, melainkan hanya mendengarkan kesaksian dari para indera kita yang lain. Saat itu, kita tidak bisa menolak, menampik, memberikan pembelaan, bersaksi palsu, mencari-cari alasan, ataupun berbohong